“
Sepucuk surat dari si bodoh “
Helai terakhir – Si bodoh dan
tulisan nya, serta balasan suratnya.
Satu pertanyaan yang mungkin mecuat di
pikiran kalian, atas dasar apa si bodoh menulis ini? Apa tujuan terselubung yang
tengah dirancang si bodoh dengan hanya bermodalkan otak bodohnya itu? Apa
karena hanya ia bodoh? Yah, sepertinya itu bisa menjadi salah satu alasan.
Sebodoh bodohnya si bodoh, ia masih tetap bodoh. Seberapa tekun pun ia berusaha,
walau untuk sekedar sedikit lebih pintar, tetap saja, ia terjatuh, terduduk,
tertunduk, dan tetap bodoh, tentunya.
Ia bahkan masih tak tahu mengapa ia tak merasa
jera walau hanya sekali, di sepanjang perjalanan semu yang kian membodohkannya,
menuju kamu yang masih dan semakin tak pasti, kamu yang disana, entah sendiri
atau telah berdua, atau mungkin bersama.Ah, tak tahu, keluh si bodoh.