“
Sepucuk surat dari si bodoh “
Helai kelima – Si bodoh
terjerat di dunia nyata, dia tidak sedang terperangkap dalam fatamorgana,
ataupun tengah terjebak diantara dimensi keduanya.
Sayang sekali, si bodoh bukan Sano Kotoko
yang menyukai Irie Naoki di doramaItazura na Kiss, atau Yuan Xiang Qin yang
menyukai Jiang Zhi Shu di drama seri Taiwan berjudul It Strated with A Kiss,
atau bahkan seorang Oh Ha Ni yang mennyukai Baek Seung Jo di drama Korea yang sepertinya
kamu juga suka, judulnya Mischiveous Kiss. Sono Kotoko, Yuan Xiang Qin, dan Oh
Ha Ni, mereka menjaga rasa suka itu selama 3 tahun. Uhm, apa kamu ingat? Ah,
tidak. Kamu pasti tak akan ingat, kamu selalu tak mengingat apapun. Di salah satu
pesan singkat mu, kamu pernah memanggil si bodoh dengan nama Oh Ha Ni si bodoh.
Lalu, apa kamu berpikir bahwa kamu adalah
pengeran berkuda putihnya Oh Ha Ni? Apa kamu berpikir kamu adalah Baek Seung Jo?
Ah, jangan kegeeran seperti itu. Kamu-dan-Baek Seung Jo, bagai langit-dan-bumi.
Apa kamu memiliki IQ 200 seperti Baek Seung Jo? Tinggi 180 cm? Begitu cool? Latar
belakang keluarga kaya raya? Ah, si bodoh tak tahu. Mungkin, hanya ada satu
persaman, yang baiklah, sedikit bisa disama-samakan. Kalian,kamu dan Baek Seung
Jo, sama-sama menyebalkan, karena teganya membuat seorang gadisdengan perasaan
alamaih bernama suka, perasaan pertamanya menjadi super duper galau! Hanya itu,
persamaan diantara kalian, tak lebih, cukup.
Si bodoh juga bukan Gu Mi Ho si siluman
rubah cantik jelita yang mengejar Cha Dae Woong dengan gigih dan terlalu polos
mungkin, dalam drama Korea favorit kamu juga sepertinya, yang si bodoh sarankan
menonton waktu itu, berjudul My Girlfriend is Gumiho / My Girlfriend is A
Nine-tailed Fox. Satu yang kamutak boleh lupa, dia siluman rubah, dan si bodoh,
sekalipun si bodoh adalah seeokor(?) atau seorang(?) siluman, si bodoh memilih
menjadi siluman belut. Mengapa? Ah, si bodoh juga tak tahu.
Baiklah, kadang, si bodoh pun ingin sekali seperti
Mi Ho yang begitu gigih menggedor pintu hati seorang Cha Dae Woong yang kasar
tapi juga tak tegaan, hingga Dae Woong memadamkan rasa suka nya pada Ha In yang
sejak dulu disukainya, dan justru beralih pada Mi Ho. Apa ini memiliki sebuah
kemungkinan juga berlaku pada si bodoh-kamu-dia ? Setiap si bodoh berpikir seperti
itu, rasanya kamu akan semakin jauh berdiri disana. Ah! Nyaris terlupa. Apa sekarang
kamu sedang berpikir, bahwa kamu adalah Cha Dae Woong nya si bodoh? Oh, tidak
bisaa. Si bodoh peringatkan sekali lagi, jangan kegeeran. Cha Dae Woong, cucu
pengusaha kaya raya. Apa kamu setidaknya memliki sepertiga dari kekayaan itu?
Tentu saja, tidak kan.
Uhm si bodoh pernah sedikit menabung asa,
kamu datang pada nya suatu saat kelak, menyanyikan lagu Lee Seung Gi – Losing
My Mind, dengan gitarmu. Wah, kamu pasti keren sekali! Si bodoh mungkin butuh
alat bantu bernapas kala itu. Tapi, itu jelaslah hanya sekedar asa, tak nyata. Lalu
mengapa si bodoh bisa suka padamu? Ah, pertanyaan ini sungguh menyebalkan.
Sudah si bodoh katakan, dia tak tahu.
Aha! Bagaimana dengan drama Korea fenomenal
berjudul Boys Before Flowers. Uhm, jadi apa kamu mulai berpikir bahwa kamu
adalah seorang Goo Jun Pyo yang super duper kaya? Ah, jangan besar kepala.
Lihat isi dompetmu. Ckck. Uhm, lalu apa si bodoh adalah Geum Jan Di nya? Oh,
tidak. Si bodoh tak semalang Jan Di, beruntunglah, ayahnya tak sampai di kejar
para lintah darat berjas itu, si bodoh bukan orang miskin, dia berasal dari
keluarga intelek yang berada, dengan prestise baik di lingkungannya. Status
sosialnya jauh di atas seorang Geum Jan Di, dia tak semalang itu walau memang
ia sangat bodoh. Bodoh sekali.
Bahkan kamu pun tak sekeren Lee Yoon Seung
di drama Korea yang baru-baru ini ditonton si bodoh dengan amat sangat
antusias, berjudul City Hunter, yang hendak kamu mintai kopian nya dari si
bodoh dahulu, dulu. Tapi, tak jadi, kamu bilang hari Senin, lalu tak jadi. Hari
berikutnya, juga tak jadi. Selalu tak jadi, si bodoh selalu batal bertemu kamu,
dan aneh nya lagi, mengapa selalu turun hujan saat itu. Tak ada kesempatan
bertemu, apakah itu sebuah takdir? Itu takdir kan? Ah, jangan tanyakan ini pada
si bodoh. Dia tak mau memikirkannya, tak mau. Dia mungkin terlalu takut untuk
menerima fakta, bahwa, ini memang lah sebuah takdir, kamu dan si bodoh tak jua
bertemu, tak bertemu, itu takdir, takdir.
Ah, mari kembali ke City Hunter. Lee Yoon
Seung yang disukai dan juga beruntungnya menyukai Kim Na Na. Si bodoh bertanya
dengan ekspresi bodohnya, apa kamu setinggi Lee Yoon Seung? Tidak. Apa kau setampan
Lee Yoon Seung? Tidak. Apa kamu mengenakan pakaian semahal Lee Yoon Seung?
Tidak. Apa kau menembakkan senjata segagah Lee Yoon Seung? Tidak. Apa kamu sekuat
Lee Yoon Seung? Tidak. Apa kamu memliki dan menggunakan berbagai gadget canggih
dan mahal seperti Lee Yoon Seung? Tidak. Apa kamu tinggal di rumah semewah Lee
Yoon Seung? Tidak. Atau, perbandingan yang paling sederhana, apa hidung kamu semancung
Lee Yoon Seung? Ini juga tidak. Lalu apa yang membuat si bodoh sampai ke level
sebodoh ini? Ah, si bodoh kembali menggeleng, ia tak tahu.
Ia membayangkan Kim Na Na yang teguh pada
satu cintanya, yaitu Lee Yoon Seung. Kim Na Na yang tulus menanti Lee Yoon
Seung di situasi yang mungkin jika bukan dia yang dibunuh Lee Yoon Seung, maka dia
lah yang akan melepas timah panas pada seseorang yang dengan tega mencuri
hatinya, Lee Yoon Seung. Atau mungkin mereka akan sama-sama saling memetik
pelatuk dan menembak tepat di jantung, mati. Menjaga perasaan itu hingga ajal
yang berperan sebagai pemisahhati mereka.
Katakan, apa si bodoh dan kamu harus seperti
itu juga? Ah, ini terlalu tak masuk akal, bukan? Latar belakang keluarga
intelek, keluarga baik-baik, berstrata
sosial menengah ke atas. Kamu pun mungkin tak jauh beda. Intinya, kamu dan si
bodoh bukan keturunan mafia bukan? Kamu dan si bodoh tak harus saling adu
senjata untuk membuktikan seberapa kuat rasa itu mengakar di hati nya, bukan?
Apa perlu semiris itu? Tidak, bukan? Baiklah, akan si bodoh jawab sepihak.
Bukan, tidak.
Si bodoh menonton MV Lee Seung Gi yang
berjudul We’re Friend. Apa benar, si bodoh memang harus seperti itu? Apa si
bodoh itu hanya boleh mendampingi kamu sebagai seorang teman, because we’re
friend? Apa si bodoh benar-benar tak boleh berlindung di dalam istana hati mu?
Si bodoh ingin terkurung selamanya disana, dia tak keberatan, mengapa? Karena
dia pun tak tahu, entah apa alasannya, mengapa hanya kamu yang beterbangan liar
di luar dan dalam kepalanya, berkelip-kelip cantik di kotak kalbunya,
berbinar-binar riang di pantulan bola matanya. Ah, si bodoh juga tak mau
bernasib sama seperti si Lee Seung Gi yang malang. Si bodoh itu, dia tak hanya
bodoh, dia juga keras kepala, dan banyak maunya. Tak sadar kah dia, bahwa dia
itu amatlah bodoh untuk kamu. Bodohnya si bodoh itu.
Si bodoh juga merasa sesuatu tengah menumbuk
lempeng hatinya ketika ia menonton MV Super Junior berjudul No Other. Ah, si
bodoh ingin kamu datang padanya yang entah kapan itu akan terjadi, si bodoh tak
tahu. Dia, si bodoh itu, mengilusikan dengan lancang sekali, dengan seenak
hati, kamu, kamu sebagai Lee Dong Hae dengan mawar merahnya, atau Yesung dengan
balon-balonya, atau mungkin Heechull dengan surat cintanya, ah, atau bahkan
Eunhyuk dengan dance-nya. Uhm, sebenarnya semua bentuk metode pengungkapan rasa
itu akan membuat si bodoh yang bodoh ini merasa tubuhnya begitu ringan hingga
sanggup di terbangkan angin yang lemah sekalipun hingga menembus awan dan
menyapa si mentari pagi. Ah, si bodoh juga berimajinasi sesuka hati, kamu yang
nyanyikan lagu Super Junior – Marry U, untuksi bodoh. Dasar, si bodoh ini
sungguh tidak tahu malu. Berharap banyak, padahal satupun ia tak memliki
hakwalau untuk sekedar berharap. Bodohnya dia.
Atau bagaimana dengan No Min Woo yang mengungkapkan
rasa yang tumbuh di hatinya pada Bora, noona yang sekitar 5 tahun lebih berumur
daripada dia, di dalam MV BOYFRIEND
berjudul Boyfriend? Mengetuk pintu, menghadiahkan sekeping CD dengan label LOVE
di kotaknya. Min Woo tampak sangat manis. Ah, sungguh romantis bukan? Eh,
tunggu. Mengapa tiba-tiba tampang manis No Min Woo berganti menjadi kamu? Ah,
mengapa kamu juga terlihat begitu manis dalam ilusi semu si bodoh? Ah, ini
membuatnya gila. Buyar-buyar, buyarkan imajinasikonyol ini. Si bodoh memukul
kepalanya dengan begitu bodoh. Ah!
Selain itu, si bodoh juga tanpa
sengaja mengilustrasikan dengan sebodohnya, seperti Onew yang membawakan
sebuket bunga, atau Minho yang menanti di depan rumah dengan mobil mewah super
keren itu serta sebuah boneka besar, atau bahkan yang plaing favorit, bagi si
bodoh, Key! Key dengan cincin itu. Ah, si bodoh bahkan akan mati sesak menaham
riang jika itu benar terjadi, padanya. Ah, mengapa kamu hadir lagi dan
menggusur wajah-wajah mereka? Ah, kamu menyebalkan deh ih. Sana!
Suatu malam, hujan, dan dingin. Si bodoh
menonton MV Kara berjudul Winter Magic. Disana salju, ini bulan Desember,
memang bulan dimana jadwal slaju putih bersih yang polos itu turun dan
menyentuh bumi lembut. Ini Desember, si bodoh menempel December wish nya di rak
meja belajar, menulisi kertas-kertas kecil warna oranye dan hijau, serta merah
muda. Salah satunya, bertuliskan :
“ I
was wondering if I could meet you on this December, eventhough in the last of
date, at 31th. “
Di dalam Mv itu, ternyata bercerita tentang
gadis yang menanti seorang yang di sukainya, mempersiapkan segala sesuatu
dengan matang. Dandanan, sikap, dan kado. Ah, si bodoh sungguh iri. Jika bisa
memilih, dia akan menjadi Goo Ha Ra dengan pot bunga serta bunganya ( si bodoh
akan belajar menyukai bunga, walau di dunia nyatanya, ia tak tertarik sama
sekali pada bunga ), atau Han Seung Yeon dengan syal hasil rajutannya ( si
bodoh akan belajar merajut dengan sungguh-sunggu walau ia sama sekali tak suka
di ajari tentang berbagai macam keterampilan wanita ), ah, atau mungkin Kang Ji
Yeon dengan kadonya pula. Ah, si bodoh benar-benar iri. Mereka, yang walau telah
lama menunggu, hingga bahkan nyaris menangis, tapi, beruntungnya pria itu
datang, dan mereka pun tersenyum.
Semua pengandaian itu tak satupun yang berakhir
sama atau pun sekedar mirip dengan kisah perjalanan bodoh si bodoh. Kotoko,
Xiang Qin, Ha Ni, Miho, Jan Di, ataupun Nana. Gadis di MV No Other, Bora di MV
Boyfriend, atau bahkan KARA di MV Winter Magic. Penantian mereka membuahkan
hasil yang manis, lain halnya dengan si bodoh. Ah, apa si bodoh itu akan
memiliki akhir yang sedikit mirip seperti Lee Seung Gi? Because We’re Friend?
Ah, si bodoh tak tahu, bukan, kali ini, dia tak mau tahu, berpura-pura tak
tahu. Ah!
Lalu, bagaimana dengan si bodoh? Dia masih
menunggu, selalu menunggu, menunggu sesuatu yang sangat tak pasti, yaitu kamu.
Mengapa? Mungkin, karena ini yang pertama, sehingga, ia dengan begitu lancang,
membumbung asa menjadikan ini yang terakhir pula, awal dan akhir. Dia, si bodoh
itu, ingin menunggu, walau kamu tak minta ditunggu. Mengapa? Karena dia begitu
bodoh untuk lelah, jera, dan menyerah dalam menjalani ruitinitas terbodohnya,
yaitu, menunggu, menunggu kamu, kamu.
Ini
fakta dunia nyata, bukan rekayasa fatamorgana.
No comments:
Post a Comment