December 19, 2011

:: [ Helai 6 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “




“ Sepucuk surat dari si bodoh “     
                
Helai terakhir – Si bodoh dan tulisan nya, serta balasan suratnya.


Satu pertanyaan yang mungkin mecuat di pikiran kalian, atas dasar apa si bodoh menulis ini? Apa tujuan terselubung yang tengah dirancang si bodoh dengan hanya bermodalkan otak bodohnya itu? Apa karena hanya ia bodoh? Yah, sepertinya itu bisa menjadi salah satu alasan. Sebodoh bodohnya si bodoh, ia masih tetap bodoh. Seberapa tekun pun ia berusaha, walau untuk sekedar sedikit lebih pintar, tetap saja, ia terjatuh, terduduk, tertunduk, dan tetap bodoh, tentunya.

Ia bahkan masih tak tahu mengapa ia tak merasa jera walau hanya sekali, di sepanjang perjalanan semu yang kian membodohkannya, menuju kamu yang masih dan semakin tak pasti, kamu yang disana, entah sendiri atau telah berdua, atau mungkin bersama.Ah, tak tahu, keluh si bodoh.

:: [ Helai 5 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “



“ Sepucuk surat dari si bodoh “   
                  
Helai kelima – Si bodoh terjerat di dunia nyata, dia tidak sedang terperangkap dalam fatamorgana, ataupun tengah terjebak diantara dimensi keduanya.


Sayang sekali, si bodoh bukan Sano Kotoko yang menyukai Irie Naoki di doramaItazura na Kiss, atau Yuan Xiang Qin yang menyukai Jiang Zhi Shu di drama seri Taiwan berjudul It Strated with A Kiss, atau bahkan seorang Oh Ha Ni yang mennyukai Baek Seung Jo di drama Korea yang sepertinya kamu juga suka, judulnya Mischiveous Kiss. Sono Kotoko, Yuan Xiang Qin, dan Oh Ha Ni, mereka menjaga rasa suka itu selama 3 tahun. Uhm, apa kamu ingat? Ah, tidak. Kamu pasti tak akan ingat, kamu selalu tak mengingat apapun. Di salah satu pesan singkat mu, kamu pernah memanggil si bodoh dengan nama Oh Ha Ni si bodoh.

Lalu, apa kamu berpikir bahwa kamu adalah pengeran berkuda putihnya Oh Ha Ni? Apa kamu berpikir kamu adalah Baek Seung Jo? Ah, jangan kegeeran seperti itu. Kamu-dan-Baek Seung Jo, bagai langit-dan-bumi. Apa kamu memiliki IQ 200 seperti Baek Seung Jo? Tinggi 180 cm? Begitu cool? Latar belakang keluarga kaya raya? Ah, si bodoh tak tahu. Mungkin, hanya ada satu persaman, yang baiklah, sedikit bisa disama-samakan. Kalian,kamu dan Baek Seung Jo, sama-sama menyebalkan, karena teganya membuat seorang gadisdengan perasaan alamaih bernama suka, perasaan pertamanya menjadi super duper galau! Hanya itu, persamaan diantara kalian, tak lebih, cukup.

:: [ Helai 4 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “



“ Sepucuk surat dari si bodoh “   
                  
Helai keempat – Si bodoh memungut sebongkah pergolakan bathin berlabel GALAU dalam perjalanan semu nya yang membodohkan.


Si bodoh merindukanmu, dia merindukanmu, merindukanmu. Itu yang di gumamkan si bodoh setiap hari. Rindu, rindu, rindu. Selalu sebuah kata itu yang digumakannya saat bangun dari tidur lelah nya hingga kembali terlelap dalam tubuh lelah nya pula. Lelah, itu benar sekali. Si bodoh mulai lelah, juga takut, karena ia masih sendiri, masih saja tak ada yang temani, sendiri, sepi, disini. Tapi, bolehkah ia merindumu?

Tak hanya tubuhnya yang dijangkiti rasa lelah, kamu tahu? Si bodoh tak kalah sibuk dari kamu, tapi, ada satu hal lain yang membuatnya tak ada kesempatan untuk beristirahat barang hanya sebentar saja, hal lain yang sayang nya tak kamu juga lakukan, kamu tahu apa itu? Uhm, seharusnya si bodoh tak mengajukan pertanyaan ini, oh bukan, seharusnya si bodoh tak perlu melontarkan pertanyaan demi pertanyaan bodoh yang terkesan aneh bagimu. Tapi, bolehkah ia merindumu?

:: [ Helai 3 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “



“ Sepucuk surat dari si bodoh “ 
                    
Helai ketiga – Si bodoh seolah tengah melahap rakus 1 roti keju, 1 donat keju, dan 1 kue keju. Enak, walau memang asin, asin, dan asin. Tapi ia tetap menyantapnya lahap, karena ia suka keju.  
      

Si bodoh masih mengingat dengan amat jelas saat dia dan kamu terakhir berjumpa. Pada 4 Juli 2011, berseragam ptuih-abuabu, di sekolah. Waktu itu, ketika bersama, sekali lagi, bersama, bukan berdua. Kerja ‘part-time’, yah, kira-kira begitulah. Hm, si bodoh tentu tak dapat menceritakan semua secara amat gamblang di media ini. Tak seperti halnya jika si bodoh menceritakan kisahnya memakan beberapa buah roti keju kesukaannya, ia akan lebih leluasa dan bebas merangkai kata. Uhm, cukup lah hanya si bodoh dan kamu yang tahu. Ah, itupun jika kamu masih ingat.

Hari demi hari berlalu, kamu tahu? Ah, kamu pasti taktahu entah telah berapa hari tak saling jumpa sejak hari itu? Ah, tentu, itu wajar, bukan? Iya, wajar untukmu, dan wajar pula untuk si bodoh. Mengapa? Tentu saja, karena si bodoh dan kamu diresapi perasaan yang berbeda. Seperti roti keju dan roti cokelat, tidak sama, bukan? Tidak sama, itu berbeda. Beda.

:: [ Helai 2 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “


“ Sepucuk surat dari si bodoh “
                                                      
Helai kedua – Si bodoh terus memakan tomat merah yang sangat di benci nya, tomat merah yang entah mengapa tak cocok diperutnya, dan ternyata tak hanya kepala dan hatinya yang bodoh, perutnya pun bodoh. Tomat, bukan jeruk.


Sebagaimana hal nya ketika si bodoh memakan tomat merah yang ia benci bukan lantaran tomat itu telah menjahatinya, bukan karena telah berlaku kejam pada perutnya, namun, si bodoh yang lagi dan lagi kembali tak tahu, tomat itu tak cocok di dalam perutnya, mengaduk-aduk perutnya, hingga membuatnya nyeri. Mengapa ia bisa seperti itu? Hingga kini pun si bodoh masih tak tahu. Paman dokter hanya berkata, dengan sederhana, tomat itu tak cocok di perutmu, hentikan mengkomsumsinya jika itu terasa menggangu, bahkan menyiksa.

:: [ Helai 1 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “




“ Sepucuk surat dari si bodoh “ 
                    
Helai pertama – Si bodoh dan kebodohannya yang membodohi dia hingga kian bodoh karena ia terlalu bodoh untuk tidak tetap menjadi si bodoh.



Bodoh.

Terlalu bodoh dan lamban menyadari rasa itu menyelip sesak di hatinya. Entah sejak kapan dan mengapa, bahkan hingga kini pun ia tak tahu. Mengapa orang itu adalah kamu? Mengapa dan apa yang membuat nya menjadi seperti orang yang amat bodoh? Ah, dia tak tahu. Tentu, karena sejak awal dia memang bodoh, namanya si bodoh.

December 09, 2011

:: WELCOME TO MY BLOG !!! (≧◡≦)








Ayayayayayy!!~


Yeah! Helo , helo , helo. 
Welcome to my blog! yo-yo-yo ~


Well, actually this is my third blog that I made on blogspot. I forget the password for those another blogs, so I decided to make a new blog (again and again). And, I'll keep the password and username save from now on. Kkkk~


Okay, enjoy exploring my newest blog, guys. Nice to see you. ˆ⌣ˆ





December 19, 2011

:: [ Helai 6 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “




“ Sepucuk surat dari si bodoh “     
                
Helai terakhir – Si bodoh dan tulisan nya, serta balasan suratnya.


Satu pertanyaan yang mungkin mecuat di pikiran kalian, atas dasar apa si bodoh menulis ini? Apa tujuan terselubung yang tengah dirancang si bodoh dengan hanya bermodalkan otak bodohnya itu? Apa karena hanya ia bodoh? Yah, sepertinya itu bisa menjadi salah satu alasan. Sebodoh bodohnya si bodoh, ia masih tetap bodoh. Seberapa tekun pun ia berusaha, walau untuk sekedar sedikit lebih pintar, tetap saja, ia terjatuh, terduduk, tertunduk, dan tetap bodoh, tentunya.

Ia bahkan masih tak tahu mengapa ia tak merasa jera walau hanya sekali, di sepanjang perjalanan semu yang kian membodohkannya, menuju kamu yang masih dan semakin tak pasti, kamu yang disana, entah sendiri atau telah berdua, atau mungkin bersama.Ah, tak tahu, keluh si bodoh.

:: [ Helai 5 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “



“ Sepucuk surat dari si bodoh “   
                  
Helai kelima – Si bodoh terjerat di dunia nyata, dia tidak sedang terperangkap dalam fatamorgana, ataupun tengah terjebak diantara dimensi keduanya.


Sayang sekali, si bodoh bukan Sano Kotoko yang menyukai Irie Naoki di doramaItazura na Kiss, atau Yuan Xiang Qin yang menyukai Jiang Zhi Shu di drama seri Taiwan berjudul It Strated with A Kiss, atau bahkan seorang Oh Ha Ni yang mennyukai Baek Seung Jo di drama Korea yang sepertinya kamu juga suka, judulnya Mischiveous Kiss. Sono Kotoko, Yuan Xiang Qin, dan Oh Ha Ni, mereka menjaga rasa suka itu selama 3 tahun. Uhm, apa kamu ingat? Ah, tidak. Kamu pasti tak akan ingat, kamu selalu tak mengingat apapun. Di salah satu pesan singkat mu, kamu pernah memanggil si bodoh dengan nama Oh Ha Ni si bodoh.

Lalu, apa kamu berpikir bahwa kamu adalah pengeran berkuda putihnya Oh Ha Ni? Apa kamu berpikir kamu adalah Baek Seung Jo? Ah, jangan kegeeran seperti itu. Kamu-dan-Baek Seung Jo, bagai langit-dan-bumi. Apa kamu memiliki IQ 200 seperti Baek Seung Jo? Tinggi 180 cm? Begitu cool? Latar belakang keluarga kaya raya? Ah, si bodoh tak tahu. Mungkin, hanya ada satu persaman, yang baiklah, sedikit bisa disama-samakan. Kalian,kamu dan Baek Seung Jo, sama-sama menyebalkan, karena teganya membuat seorang gadisdengan perasaan alamaih bernama suka, perasaan pertamanya menjadi super duper galau! Hanya itu, persamaan diantara kalian, tak lebih, cukup.

:: [ Helai 4 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “



“ Sepucuk surat dari si bodoh “   
                  
Helai keempat – Si bodoh memungut sebongkah pergolakan bathin berlabel GALAU dalam perjalanan semu nya yang membodohkan.


Si bodoh merindukanmu, dia merindukanmu, merindukanmu. Itu yang di gumamkan si bodoh setiap hari. Rindu, rindu, rindu. Selalu sebuah kata itu yang digumakannya saat bangun dari tidur lelah nya hingga kembali terlelap dalam tubuh lelah nya pula. Lelah, itu benar sekali. Si bodoh mulai lelah, juga takut, karena ia masih sendiri, masih saja tak ada yang temani, sendiri, sepi, disini. Tapi, bolehkah ia merindumu?

Tak hanya tubuhnya yang dijangkiti rasa lelah, kamu tahu? Si bodoh tak kalah sibuk dari kamu, tapi, ada satu hal lain yang membuatnya tak ada kesempatan untuk beristirahat barang hanya sebentar saja, hal lain yang sayang nya tak kamu juga lakukan, kamu tahu apa itu? Uhm, seharusnya si bodoh tak mengajukan pertanyaan ini, oh bukan, seharusnya si bodoh tak perlu melontarkan pertanyaan demi pertanyaan bodoh yang terkesan aneh bagimu. Tapi, bolehkah ia merindumu?

:: [ Helai 3 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “



“ Sepucuk surat dari si bodoh “ 
                    
Helai ketiga – Si bodoh seolah tengah melahap rakus 1 roti keju, 1 donat keju, dan 1 kue keju. Enak, walau memang asin, asin, dan asin. Tapi ia tetap menyantapnya lahap, karena ia suka keju.  
      

Si bodoh masih mengingat dengan amat jelas saat dia dan kamu terakhir berjumpa. Pada 4 Juli 2011, berseragam ptuih-abuabu, di sekolah. Waktu itu, ketika bersama, sekali lagi, bersama, bukan berdua. Kerja ‘part-time’, yah, kira-kira begitulah. Hm, si bodoh tentu tak dapat menceritakan semua secara amat gamblang di media ini. Tak seperti halnya jika si bodoh menceritakan kisahnya memakan beberapa buah roti keju kesukaannya, ia akan lebih leluasa dan bebas merangkai kata. Uhm, cukup lah hanya si bodoh dan kamu yang tahu. Ah, itupun jika kamu masih ingat.

Hari demi hari berlalu, kamu tahu? Ah, kamu pasti taktahu entah telah berapa hari tak saling jumpa sejak hari itu? Ah, tentu, itu wajar, bukan? Iya, wajar untukmu, dan wajar pula untuk si bodoh. Mengapa? Tentu saja, karena si bodoh dan kamu diresapi perasaan yang berbeda. Seperti roti keju dan roti cokelat, tidak sama, bukan? Tidak sama, itu berbeda. Beda.

:: [ Helai 2 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “


“ Sepucuk surat dari si bodoh “
                                                      
Helai kedua – Si bodoh terus memakan tomat merah yang sangat di benci nya, tomat merah yang entah mengapa tak cocok diperutnya, dan ternyata tak hanya kepala dan hatinya yang bodoh, perutnya pun bodoh. Tomat, bukan jeruk.


Sebagaimana hal nya ketika si bodoh memakan tomat merah yang ia benci bukan lantaran tomat itu telah menjahatinya, bukan karena telah berlaku kejam pada perutnya, namun, si bodoh yang lagi dan lagi kembali tak tahu, tomat itu tak cocok di dalam perutnya, mengaduk-aduk perutnya, hingga membuatnya nyeri. Mengapa ia bisa seperti itu? Hingga kini pun si bodoh masih tak tahu. Paman dokter hanya berkata, dengan sederhana, tomat itu tak cocok di perutmu, hentikan mengkomsumsinya jika itu terasa menggangu, bahkan menyiksa.

:: [ Helai 1 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “




“ Sepucuk surat dari si bodoh “ 
                    
Helai pertama – Si bodoh dan kebodohannya yang membodohi dia hingga kian bodoh karena ia terlalu bodoh untuk tidak tetap menjadi si bodoh.



Bodoh.

Terlalu bodoh dan lamban menyadari rasa itu menyelip sesak di hatinya. Entah sejak kapan dan mengapa, bahkan hingga kini pun ia tak tahu. Mengapa orang itu adalah kamu? Mengapa dan apa yang membuat nya menjadi seperti orang yang amat bodoh? Ah, dia tak tahu. Tentu, karena sejak awal dia memang bodoh, namanya si bodoh.

December 09, 2011

:: WELCOME TO MY BLOG !!! (≧◡≦)








Ayayayayayy!!~


Yeah! Helo , helo , helo. 
Welcome to my blog! yo-yo-yo ~


Well, actually this is my third blog that I made on blogspot. I forget the password for those another blogs, so I decided to make a new blog (again and again). And, I'll keep the password and username save from now on. Kkkk~


Okay, enjoy exploring my newest blog, guys. Nice to see you. ˆ⌣ˆ





Visitors

Thanks for visiting!

free counters

Followers

World Visiting