December 19, 2011

:: [ Helai 6 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “




“ Sepucuk surat dari si bodoh “     
                
Helai terakhir – Si bodoh dan tulisan nya, serta balasan suratnya.


Satu pertanyaan yang mungkin mecuat di pikiran kalian, atas dasar apa si bodoh menulis ini? Apa tujuan terselubung yang tengah dirancang si bodoh dengan hanya bermodalkan otak bodohnya itu? Apa karena hanya ia bodoh? Yah, sepertinya itu bisa menjadi salah satu alasan. Sebodoh bodohnya si bodoh, ia masih tetap bodoh. Seberapa tekun pun ia berusaha, walau untuk sekedar sedikit lebih pintar, tetap saja, ia terjatuh, terduduk, tertunduk, dan tetap bodoh, tentunya.

Ia bahkan masih tak tahu mengapa ia tak merasa jera walau hanya sekali, di sepanjang perjalanan semu yang kian membodohkannya, menuju kamu yang masih dan semakin tak pasti, kamu yang disana, entah sendiri atau telah berdua, atau mungkin bersama.Ah, tak tahu, keluh si bodoh.



Bahkan si bodoh juga tak rasakan letih, menulis ini, sebanyak 8.453 kata, dari helai pertama hingga helai terakhirsuratnya. Mengapa? Ah, kali ini si bodoh tidak akan menjawab tak tahu lagi. Karena,si bodoh tahu, ia akan menjawabnya dengan amat yakin, sedikit sok, dan membuatnya merasa jauh lebih bangga dibandingkan dengan kebanggaan nya ketika tidak remedi Fisika, dimana hanya dia dan seorang temen sekelasnya saja, dari tiga lokal, dia lolos dari gelar Remedial Fisika, kelas dua, padahal tetap saja, dalam hal ini, dia itu bodoh. Bagi si bodoh, ini, adalah kebodohan paling jenius yang dilakukan si bodoh. Si bodoh yang jenius, satu kali saja.

Ah! Si bodoh juga punya sebuah alasan pendukung yang amat lah kuat. Seseorang yang masih bermukimtanpa biaya sewa di ruang hati si bodoh hingga detik ketika ia selesai menulis ini. Kamu, sebagai pengirim sebuah pesan singkat itu,  pada Minggu, 6 November 2011, pukul 12:27 WIB.

Kamu tahu? Ah, kalau ini kamu harus tahu. Dunia si bodoh seolah tengah diterpa badaikelopak mawar merah yang bersinar. Dunia nya seolah sangat mekar, mendung beranjak di usir semarak warna-wani bunga di dunia bodoh si bodoh yang entah mengapa semuanya di tumbuhi oleh beraneka bunga, padahal si bodoh bahkan tak tertarik sama sekali pada bunga, dia lebih suka buku dan makanan. Seperti musim salju yang tiba-tiba berganti menjadi musim semi, bunga-bunga menari, matahari tersenyum lebar, awan-awan putih polos berputar-putar girang. Aneh ya? Memang, begitulah. Mengapa si bodoh tiba-tiba merasakan sensasiluar biasa seperti itu? Ah, si bodoh lagi dan lagi, dengan bodohnya,menjawab, ah, tak tahu.

Hei, ingat tidak? Ah, mungkin tidak ya.Kamu, berujar seperti ini, entah ini hanya sekedar gurauan, omong kosong, atau memang tulus, si bodoh masih tak mampu membedakannya hingga sekarang, karena, ternyata ia masih sangat bodoh, bodoh sekali, kadang ia benci saat seperti itu, mengapa ia begitu bodoh. Mungkin, justru ia lah membuat hal – hal yang sebenarnya sudah pasti menjadi terlihat tidak pasti, akibat kebodohannya yang tak tahu apapun itu. Bodoh!

Uhm, ini lah kalimat itu :

“ Gue suka sama orang yang suka nulis. “

Ah, sepertinya si bodoh terlalu banyak bicara. Ini akan lebih mirip sebuah essay tugas kuliah, daripada sepucuk surat dengan 6 helai yang terisi penuh. Ibarat essay tugas kuliahnya, yang di tulis tangan di buku diari, berwarna merah muda, bermotif hati disana-sini, dan lagi harum.

Percaya atau tidak, si bodoh bahkan tak punya satupun buku diari hingga saat ini. Jadi, bagaimana mungkin si bodohakan menulisi lembar demi lembar sebuah diari. Si bodohdengan sedikit keangkuhannya, padahal dia kan bodoh, ia seakan tak butuh diari untuk mengenang semua tentang mu. Si bodoh telah memliki sekepinghati untuk menyimpan file-file nostalgia tentang kamu yang terawat apik di ruangan khusus yang tak akan pernah penuh oleh semua tentang kamu, selalu ada tempat luang untuk memori demi memori berkaitan dengan kamu.Selalu, kata si bodoh.

Si bodoh yang masih saja tetap bodoh denganulah bodohnya yang terlalu bodoh hingga ia bahkan tampak lebih membodohkan diri di dunia bodohnya yang amat bodoh. Sebodoh bodohnya bodoh, ya si bodoh yang terlalu bodoh. Bodoh, bodoh, dan bodoh.

Hm, berikut inti dari semua omongan rancu si bodoh :

“ Ya Allah SWT, apabila bukan hamba pendamping yang engkau persiapkan untuknya, maka jagalah jodoh yang engkau takdirkan mendampingi dia. Tetaplah jaga dan lindungi dia, permudahlah segala urusannya, tuntunlah dia, serta  keluarganya, jodohnya, dan orang-orang yang disayanginya, kemudian juga lindungi langkah seseorang yang engkau takdirkan sebagai jodoh hamba. Amin. "
                                                                     
“ Aku suka padamu, bukan pada teman mu, seperti yang kau sangka, kau salah duga. Itu nyata, dan bukan imajinasi sesaat belaka. Itu fakta, bukan rekayasa. Itu ada, bukan mengada-ada. Itu bukan fiksi, bukan ilusi, bukan sensasi ruang maya semata. Hanya satu yang ku pinta, bukan kesedian untuk bisa bersama, tapi hanya sebuah niat untuk percaya, ku minta kau percaya. Percaya, bahwa aku ada, dengan rasa yang nyata, untuk kamu semata. Hanya itu saja, yang ku pinta. “

“ Walau aku tidak tahu apa-apa, walau aku bodoh karena nya. Walau bahkan kebodohan sebab ketidaktahuan apa-apa ini membuat ku tampak sangat aneh untuk  sekedar kau mengerti, bukan pahami. Tapi, satu hal yang tak boleh kau lupa. Walau aku bodoh dan aneh, sungguh, aku bukan orang jahat. “

“ Orang bodoh ataupun orang aneh, bukan kah mereka masih tergolong spesies manusia? Bukan kah setiap manusia selalu dilengkaapi dengan hati nurani oleh sang Pencipta? Bukan kah sangat mungkin, jika mereka juga memiliki rasa bernama suka? Atau bahkan cinta? Bukankah mereka juga punya hak untuk menyuka atau pun mencinta? Karena mereka juga manusia, sama seperti kamu, yang disana. Kamu, yang suka dia. Suka atau pun cinta. Sebuah rasa. “

“ Disini, karena begitu bodoh, aku masih saja menunggu sesuatu yang tidak pasti, yaitu kamu. Aku masih saja terus belajar untuk menjadi baik-baik saja saat menatap punggungmu yang semakin menjauh, datang padanya. Jika kelak kamu ingin datang, berbaliklah, dan melangkahlah dengan tulus, datang padaku. Aku masih disini, menanti kamu yang disana. “

“ Ini yang terakhir, berbahagialah bersama dia yang kamu suka.  Aku masih disini, jika kamu ingin datang, datanglah tanpa terpaksa. Aku disini, akan senantiasa menyambutmu dengan tangan terbuka, dengan apapun alasan yang kamu bawa. Aku disini, menjaga rasa bernama suka, yang mungkin akan segera bermetamorfosa menjadi cinta. Aku disini, dan masih tak beranjak kemana. Jika saat itu tiba, jangan  lupa, bagi aku undangan mu dengan dia. Aku, akan datang, dan turut bersuka cita, atas bahagia kamu, dan dia. “

“ Sampai jumpa, kamu yang disana.  “

“ Sampai jumpa. “

No comments:

December 19, 2011

:: [ Helai 6 ] “ Sepucuk surat dari si bodoh “




“ Sepucuk surat dari si bodoh “     
                
Helai terakhir – Si bodoh dan tulisan nya, serta balasan suratnya.


Satu pertanyaan yang mungkin mecuat di pikiran kalian, atas dasar apa si bodoh menulis ini? Apa tujuan terselubung yang tengah dirancang si bodoh dengan hanya bermodalkan otak bodohnya itu? Apa karena hanya ia bodoh? Yah, sepertinya itu bisa menjadi salah satu alasan. Sebodoh bodohnya si bodoh, ia masih tetap bodoh. Seberapa tekun pun ia berusaha, walau untuk sekedar sedikit lebih pintar, tetap saja, ia terjatuh, terduduk, tertunduk, dan tetap bodoh, tentunya.

Ia bahkan masih tak tahu mengapa ia tak merasa jera walau hanya sekali, di sepanjang perjalanan semu yang kian membodohkannya, menuju kamu yang masih dan semakin tak pasti, kamu yang disana, entah sendiri atau telah berdua, atau mungkin bersama.Ah, tak tahu, keluh si bodoh.



Bahkan si bodoh juga tak rasakan letih, menulis ini, sebanyak 8.453 kata, dari helai pertama hingga helai terakhirsuratnya. Mengapa? Ah, kali ini si bodoh tidak akan menjawab tak tahu lagi. Karena,si bodoh tahu, ia akan menjawabnya dengan amat yakin, sedikit sok, dan membuatnya merasa jauh lebih bangga dibandingkan dengan kebanggaan nya ketika tidak remedi Fisika, dimana hanya dia dan seorang temen sekelasnya saja, dari tiga lokal, dia lolos dari gelar Remedial Fisika, kelas dua, padahal tetap saja, dalam hal ini, dia itu bodoh. Bagi si bodoh, ini, adalah kebodohan paling jenius yang dilakukan si bodoh. Si bodoh yang jenius, satu kali saja.

Ah! Si bodoh juga punya sebuah alasan pendukung yang amat lah kuat. Seseorang yang masih bermukimtanpa biaya sewa di ruang hati si bodoh hingga detik ketika ia selesai menulis ini. Kamu, sebagai pengirim sebuah pesan singkat itu,  pada Minggu, 6 November 2011, pukul 12:27 WIB.

Kamu tahu? Ah, kalau ini kamu harus tahu. Dunia si bodoh seolah tengah diterpa badaikelopak mawar merah yang bersinar. Dunia nya seolah sangat mekar, mendung beranjak di usir semarak warna-wani bunga di dunia bodoh si bodoh yang entah mengapa semuanya di tumbuhi oleh beraneka bunga, padahal si bodoh bahkan tak tertarik sama sekali pada bunga, dia lebih suka buku dan makanan. Seperti musim salju yang tiba-tiba berganti menjadi musim semi, bunga-bunga menari, matahari tersenyum lebar, awan-awan putih polos berputar-putar girang. Aneh ya? Memang, begitulah. Mengapa si bodoh tiba-tiba merasakan sensasiluar biasa seperti itu? Ah, si bodoh lagi dan lagi, dengan bodohnya,menjawab, ah, tak tahu.

Hei, ingat tidak? Ah, mungkin tidak ya.Kamu, berujar seperti ini, entah ini hanya sekedar gurauan, omong kosong, atau memang tulus, si bodoh masih tak mampu membedakannya hingga sekarang, karena, ternyata ia masih sangat bodoh, bodoh sekali, kadang ia benci saat seperti itu, mengapa ia begitu bodoh. Mungkin, justru ia lah membuat hal – hal yang sebenarnya sudah pasti menjadi terlihat tidak pasti, akibat kebodohannya yang tak tahu apapun itu. Bodoh!

Uhm, ini lah kalimat itu :

“ Gue suka sama orang yang suka nulis. “

Ah, sepertinya si bodoh terlalu banyak bicara. Ini akan lebih mirip sebuah essay tugas kuliah, daripada sepucuk surat dengan 6 helai yang terisi penuh. Ibarat essay tugas kuliahnya, yang di tulis tangan di buku diari, berwarna merah muda, bermotif hati disana-sini, dan lagi harum.

Percaya atau tidak, si bodoh bahkan tak punya satupun buku diari hingga saat ini. Jadi, bagaimana mungkin si bodohakan menulisi lembar demi lembar sebuah diari. Si bodohdengan sedikit keangkuhannya, padahal dia kan bodoh, ia seakan tak butuh diari untuk mengenang semua tentang mu. Si bodoh telah memliki sekepinghati untuk menyimpan file-file nostalgia tentang kamu yang terawat apik di ruangan khusus yang tak akan pernah penuh oleh semua tentang kamu, selalu ada tempat luang untuk memori demi memori berkaitan dengan kamu.Selalu, kata si bodoh.

Si bodoh yang masih saja tetap bodoh denganulah bodohnya yang terlalu bodoh hingga ia bahkan tampak lebih membodohkan diri di dunia bodohnya yang amat bodoh. Sebodoh bodohnya bodoh, ya si bodoh yang terlalu bodoh. Bodoh, bodoh, dan bodoh.

Hm, berikut inti dari semua omongan rancu si bodoh :

“ Ya Allah SWT, apabila bukan hamba pendamping yang engkau persiapkan untuknya, maka jagalah jodoh yang engkau takdirkan mendampingi dia. Tetaplah jaga dan lindungi dia, permudahlah segala urusannya, tuntunlah dia, serta  keluarganya, jodohnya, dan orang-orang yang disayanginya, kemudian juga lindungi langkah seseorang yang engkau takdirkan sebagai jodoh hamba. Amin. "
                                                                     
“ Aku suka padamu, bukan pada teman mu, seperti yang kau sangka, kau salah duga. Itu nyata, dan bukan imajinasi sesaat belaka. Itu fakta, bukan rekayasa. Itu ada, bukan mengada-ada. Itu bukan fiksi, bukan ilusi, bukan sensasi ruang maya semata. Hanya satu yang ku pinta, bukan kesedian untuk bisa bersama, tapi hanya sebuah niat untuk percaya, ku minta kau percaya. Percaya, bahwa aku ada, dengan rasa yang nyata, untuk kamu semata. Hanya itu saja, yang ku pinta. “

“ Walau aku tidak tahu apa-apa, walau aku bodoh karena nya. Walau bahkan kebodohan sebab ketidaktahuan apa-apa ini membuat ku tampak sangat aneh untuk  sekedar kau mengerti, bukan pahami. Tapi, satu hal yang tak boleh kau lupa. Walau aku bodoh dan aneh, sungguh, aku bukan orang jahat. “

“ Orang bodoh ataupun orang aneh, bukan kah mereka masih tergolong spesies manusia? Bukan kah setiap manusia selalu dilengkaapi dengan hati nurani oleh sang Pencipta? Bukan kah sangat mungkin, jika mereka juga memiliki rasa bernama suka? Atau bahkan cinta? Bukankah mereka juga punya hak untuk menyuka atau pun mencinta? Karena mereka juga manusia, sama seperti kamu, yang disana. Kamu, yang suka dia. Suka atau pun cinta. Sebuah rasa. “

“ Disini, karena begitu bodoh, aku masih saja menunggu sesuatu yang tidak pasti, yaitu kamu. Aku masih saja terus belajar untuk menjadi baik-baik saja saat menatap punggungmu yang semakin menjauh, datang padanya. Jika kelak kamu ingin datang, berbaliklah, dan melangkahlah dengan tulus, datang padaku. Aku masih disini, menanti kamu yang disana. “

“ Ini yang terakhir, berbahagialah bersama dia yang kamu suka.  Aku masih disini, jika kamu ingin datang, datanglah tanpa terpaksa. Aku disini, akan senantiasa menyambutmu dengan tangan terbuka, dengan apapun alasan yang kamu bawa. Aku disini, menjaga rasa bernama suka, yang mungkin akan segera bermetamorfosa menjadi cinta. Aku disini, dan masih tak beranjak kemana. Jika saat itu tiba, jangan  lupa, bagi aku undangan mu dengan dia. Aku, akan datang, dan turut bersuka cita, atas bahagia kamu, dan dia. “

“ Sampai jumpa, kamu yang disana.  “

“ Sampai jumpa. “

No comments:

Visitors

Thanks for visiting!

free counters

Followers

World Visiting