Senandung nostalgia sepanjang sepenggal
malam.
La la la la la la ~
Lama tak jumpa, kamu yang disana, apa
kabar nya, sedang apa dan dimana, bersama siapa, sendiri saja, atau bersama
mereka, ingin sekali rasanya kembali bersua, terkenang saat berbagi canda,
tawa, bahkan airmata, ketika perpisahan itu tiba, sungguh tak terkira, betapa
hati begitu lantang menyeru sebuah nama, nama yang nyaris tak ada berita,
hingga detik terakhir di jam dinding merah muda, hati yang nyinyir bertanya,
pertanyaan yang itu-itu saja, semua tentang kamu yang tak jua datang dan bawa
rasa, rasa yang diharap kan damaikan gemuruh di jiwa, merana, menanti kamu
kembali dan segera ungkapkan suka, atau bahkan telah berevolusi mnejadi
sekeping cinta, untuk kita, berdua, bersama, selamanya, hingga hanya maut yang
akan menjadi pemisah cinta kita, ah, sepertinya ini terlalu melenceng jauh dari
logika, ini gila, tipis kemungkinan kan jadi nyata, tak hanya jadi bait
senandung semata, senandung nostalgia sepanjang sepenggal malam, takut hanya
sebuah nostalgia tentang kita, ketika SMA.
Na na na na na ~
Namun hati enggan jera menyeru, nama kamu,
terus menunggu, kapan kah kamu pulang dan lepas rindu yang kian membelenggu,
sesak di dada menanti hadirmu, yang tak jua mengetuk pintu kalbu, ungkapkan
rasamu, sukamu, atau cintamu, pada si penunggu, yang masih tak bisa lepas dari
jerat rasa untuk kamu, kembali lah dan datangi si penunggu, menunggu dan
menunggu, kamu, selalu, ah, sepertinya ini terkesan terburu-buru, tapi
tunggu dulu, biar dia katakan sesuatu, ini bukan rasa yang mekar minggu lalu,
atau bulan lalu, tapi ini tahun tahun lalu, ini mulai terasa mengganggu, pikir
dan hati si penunggu, segeralah datang dan tenang kan jiwa yang resah selalu
menunggu, jangan biarkan ini hanya akan menjadi senandung nostalgia sepanjang
sepenggal malam tentang kamu, jangan biarkan ini tetap menjadi semu, jangan
biarkan seperti itu, dia tak mau, hanya ada seorang yang mampu padamkan
gusar penantian sejak dulu, sejak sekolah dulu, yaitu, kamu.
Ya ya ya ya ya ~
Yakin kan hati untuk teguh pada satu hati, walau memang tak pasti, mungkin tak akan kembali, pergi bukan untuk kembali, tapi tetap saja selalu ingin menanti, tak bisa berhenti, menghitung hari demi hari, untuk kamu yang tak jua mengerti, akan sebongkah rasa di hati, kamu pergi, lalu kembali, pergi-kembali-pergi-kembali, sesuka hati, lalu kini, kamu pergi terlalu lama dari helai helai hidup ini, hingga takut akankah kan kembali, ke sisi, dan habiskan hari disini, tak lagi sendiri berkawan sepi, yang menetaskan rindu akan harap yang tak terpenuhi, yaitu jumpa kamu sekali lagi, dan lagi, lagi, lagi, lagi, lalu tetaplah di sini, jangan pergi lagi, berikan sesuatu yang pasti, jangan berteka-teki, jangan menebar misteri, tentang rasa ini, rasa yang entah kamu jua miliki, tak ingin ini hanya akan menjadi alunan senandung nostalgia sepanjang malam yang sunyi, kadang terasa lelah terus diperlakukan seperti ini, jera tak jua menghampiri, sekali lagi berdiri, dan menunggu kamu kembali hadir menghangatkan hati, ah, memang tampak bodoh sekali, bertahan dan terus bertahan pada sesuatu yang sangat tidak pasti, yakni, kamu di palung sanubari ini. Akan setia menanti, disini.
Lama larut dalam lelah dilanda rindu,
namun masih saja selalu ingin setia menunggu,
yakin kan hati untuk tetap memilih kamu, hanya kamu.
Senandung nostalgia sepanjang malam. SELESAI.
No comments:
Post a Comment